Rabu, 09 Maret 2016

Histori di Balik Gunung Jabalkat yg Gersang

Gunung Jabalkat berada di Kecamatan Bayat, Kota Klaten, Propinsi Jawa Tengah.
Aku mengenal nama Gunung Jabalkat dalam salah satu film kolosal Wali Songo. Film itu bercerita Gunung Jabalkat yg berada di tempat terpencil & dikenal yang merupakan ruangan pembuangan tahanan kepada era Majapahit.

Gunung Jabalkat berada di Kecamatan Bayat, Kota Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Tak seperti narasi para sesepuh atau kakek & nenek aku yg menyebut Jabalkat yang merupakan lokasi pengasingan utk para pembangkang. waktu ini Jabalkat telah sama ramai & berkembang sama dgn wilayah lain di Jawa Tengah.

Selasa, 08 Maret 2016

Gunung Jabalkat

Wisata Ke Gunung Jabalkat Sekaligus Ziarah ke Makam Sunan Pandanaran Bayat
Wisata Ziarah ke Makam Sunan Pandanaran Bayat
Naik Ke Gunung Jabalkat

Obyek wisata yg sehari-harinya paling banyak dikunjungi wisatawan di Kab Klaten yaitu Makam Sunan Pandanaran di Desa Paseban Kecamatan Bayat. Tidak Cuma akses jalan menuju ke area yg enteng, obyek wisata ini pun menyuguhkan bermacam hidangan wisata yg akan mempesona para wisatawan. Ada pemandangan alam yg indah, sebab terletak di pegunungan yg lumayan tinggi. Ada arsitektur bangunan yg indah yg butuh mendapat kajian & penelitian. Ada atraksi budaya yg menarik terhadap hari-hari tertentu, juga sebagai ketajiran budaya yg butuh dilestarikan. Ada souvenir & oleh-oleh sbg kenangan utk diboyong pulang. & pasti saja nilai peristiwa & ketauladanan yg pantas kita petik juga sebagai hikmah pelajaran, juga karomah Sunan Pandanaran yg dilihat dekat bersama Allah SWT maka bersama bertawasul kepadanya doa kita di harapkan bakal lebih didengar, seterusnya di terima, & dikabulkan oleh Allah Sang Maha Pencipta.

Sbg orang yg dilahirkan & dibesarkan di Klaten, & yang merupakan penggemar seni, sastra & budaya sejak remaja, pasti saja aku telah berkali-kali mengahdiri kompleks Makam Sunan Pandanaran, baik utk sekedar berwisata ataupun buat berziarah, sejak dikala remaja ataupun hingga kini.

Dulu disaat aku masihlah remaja SMP kurang lebih th 1974/1975 aku sempat berwisata ke kompleks makam ini, tapi bukannya berziarah ke makam, tapi justru melalui diluar pagar makam dulu naik ke Gunung Jabalkat yg ada di belakang makam. Maksud aku dgn teman-teman seusia kala itu benar-benar bukan utk berziarah, namun bersepeda ria berwisata ke Gunung Jabalkat. Jalan menuju ke gunung yg legendaris ini sesudah lewat samping makam, menurun dulu menanjak naik bersama terjadi kaki. Disaat itu jalan setapak yg kami lalui lumayan licin, lantaran tetap berupa tanah berumput yg di kanan kirinya ditumbuhi pepohonan & semak-semak. Kadang-kadang kami mesti berpegangan kepada batang pohon yg tumbuh di pinggir jalan.

Memang Lah melelahkan, sebab itu tidak tidak sedikit wisatawan yg menyempatkan diri naik ke Gunung Jabalkat ini. Namun jikalau telah hingga diatas, sungguh pemandangan yg bakal di lihat sangat fantastis. Memandang ke bawah kita dapat perhatikan petak-petak sawah, gerumbul pepohonan yg menyelimuti pedesaan, jalur-jalur jalan, kota Wedi, kota Klaten, & latar belakang Gunung Merapi & Merbabu di utara, & Pegunungan Seribu berderet di selatan dari barat ke timur melingkungi ruang kita berada.

Yg menarik perhatian kami, hingga mesti bersusah payah naik ke atas, tidak hanya utk menonton pemandangan yg indah dari atas ketinggian tidak dengan penghalang, yakni narasi orang sepuhorangtua kami berkenaan legenda Ki Ageng Pandanaran. Mereka narasi, Ki Ageng Pandanaran sesudah disadarkan Sunan Kalijaga dari sikapnya yg amat sangat cinta harta & kehidupan duniawi, diminta menyusul Sunan Kalijaga ke Gunung Jabalkat. Gunung inilah yg jadi ruang maksud Bupati Semarang yg telah lengser keprabon itu utk menambahkan pelajaran agamanya terhadap Sunan Kalijaga.

Terkecuali itu ada narasi, jelasnya Tempat Ibadah Gala yg waktu ini berdiri megah dipinggir jalan sekian banyak meter di sebelah barat makam, semula dibangun di atas Gunung Jabalkat ini. Ceritanya, tiap-tiap pagi diwaktu Sunan Pandanaran mengumandangkan azan utk memanggil para santrinya jalankan Sholat berjamaah, nada yg dikumandangkan tidak dengan pengeras nada & tidak dengan disalurkan melalui kabel radio ataupun tv itu terdengar nyaring hingga ke telinga Sultan Demak yg pagi itu sedang tidur nyenyak di kratonnya Demak Bintoro. Dikarenakan merasa terganggu, sultan memerintahkan prajuritnya biar memperingatkan Kanjeng Sunan utk menurunkan Tempat Ibadah Gala ke lokasi yg lebih rendah. Namun rupanya sebelum para utusan itu datang, hal tersebut telah didapati lebih dulu oleh Sunan Pandanaran. Tengah Malam itu serta Sunan Pandanaran memerintahkan para santrinya buat menurunkan Tempat Ibadah Gala ke bawah, dgn kiat mengikatkan serbannya ke bangunan tempat ibadah, dulu menariknya ke bawah, sampai berada di tempatnya sekarang ini.

Narasi ini memang lah tak masuk akal. Barangkali cuma mitos. Atau bisa saja ada kenyataan lain yg tersembunyi di balik narasi ini. Pekerjaan kita buat ngonceki (mengupas) narasi yg mungkin saja berupa sanepa ini utk memperoleh makna yg sesungguhnya. Barangkali kajian kepada narasi ini bisa menemukan jalinan sosial politik antara penguasa Demak dgn Sunan Pandanaran yg ada di pedalaman diwaktu itu.

Yg terang hingga dikala ini tetap sanggup dijumpai umpak second Tempat Ibadah Gala di puncak Gunung Jabalkat. & diwaktu kami naik ke atas Gunung Jabalkat lalu kami jumpai ada gubug bambu di atas sana.

Nama Jabalkat sendiri kemungkinan diambilkan dari kata Jabal Qof yg dalam hadis dikatakan yang merupakan gunung yg dicipta oleh Allah dari jamrud yg hijau. Di baliknya terdapat sebidang tanah putih yg ga ada tumbuhannya, luasnya tujuh kali luas dunia, yg dipenuhi oleh para malaikat.

Tapi Sayang Gunung Jabalkat ini jarang dikunjungi wisatawan. Disaat aku datang ke Makam Sunan Pandanaran hri Pekan tanggal 9 Nopember 2014 yg dulu, amat sangat banyak para wisatawan dari luar daerah yg datang utk berziarah. Parkir bus hingga tidak tertampung di pelataran parkir. Sampai mereka terpaksa mesti parkir dipinggir jalan hingga dibawah Tempat Ibadah Gala yg terletak ratusan meter dari pintu gerbang makam. Tapi tak aku saksikan berbondong-bondongnya wisatawan yg naik mendaki bukit menuju ke puncak Gunung Jabalkat. Bisa Saja lantaran kala mereka sempit, dikarenakan buru-buru dapat menambahkan perjalanan ke ruang ziarah yg lain, sebab umumnya ziarah ke Makam Sunan Pandanaran yakni bidang dari paket Ziarah Walisanga. Tapi bisa saja pun mereka malas naik ke atas sana lantaran jalan ke sana masihlah susah, belum dibuat jalan setapak bersama tatanan lempengan batu seperti jika kita naik ke Candi Gedongsongo. Ini adalah tantangan bagi Instansi Pariwisata Kab Klaten buat membenahi kompleks Makam Sunan Pandanaran, terutama jalan naik menuju ke Gunung Jabalkat, yg mungkin saja bakal lebih menarik ketertarikan wisatawan.

Turun dari Gunung Jabalkat di samping pagar makam, kita dapat berjumpa dgn jajaran warung-warung yg jual beraneka makanan oleh-oleh seperti intip (kerak nasi), gula kacang, jenang ayu, madu & lain-lain. Demikian pun di tangga naik/turun, kita serta mampu menjumpai beraneka barang souvenir & jajanan oleh-oleh. Ada bermacam macam baju batik, gerabah, pun intip & jenang ayu, madu ori, & lain-lain. Di halaman makam di bawah ada bakul makanan & minuman. Yg khas di sini merupakan minuman dhawet Bayat yg disajikan di dalam mangkok dari gerabah/tanah. Sesudah lelah & kepanasan dari atas, minum dhawet campur es segar rasanya.

Nah siapa bakal napak tilas perjalanan Ki Ageng Pandanaran, dari Semarang – Salatiga – Boyolali – Desa Puluh Watu di Kecamatan Karangnongko Klaten – Kecamatan Wedi – Kuntulan di Kecamatan Wedi – dulu naik ke Gunung Jabalkat di Kecamatan Bayat?
Mari! Adventure mengasyikkan & bersejarah menanti Kamu.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com